Mar 25, 2010

Mau Ujian Nasional or perang?

Zaman skr mau UN aja sampe sebegininya... dulu EBTA/EBTANAS biasa2 aja deh kayaknya.


EVALUASI PENDIDIKAN
Menghadapi UN seperti Akan Perang...

Selasa, 23 Maret 2010 | 03:01 WIB

Purwoko (17) hanya bisa pasrah. Wajahnya murung. Siswa sebuah SMK di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, ini badannya lemas. Ia gagal mengikuti ujian nasional hari pertama, Senin (22/3) kemarin.

Purwoko yang berstatus tahanan Pengadilan Negeri Wates itu tak kebagian soal Bahasa Indonesia. "Padahal, saya sudah belajar dan berlatih soal selama dalam tahanan," kata siswa jurusan Teknik Mekanik Otomotif ini yang ditahan karena kasus pencurian kendaraan bermotor sejak Februari lalu.

"Saya hanya ingin lulus ujian nasional dan segera bisa bekerja," ujarnya dengan suara lirih.

Masih lumayan Purwoko mau belajar. Sejumlah siswa di Kabupaten Tanahbumbu, Kalimantan Selatan, dengan dalih ingin lulus, mengirim layanan pesan singkat (SMS) kepada guru mereka. Murid-murid itu menanyakan kalau-kalau mendapat bocoran soal.

"Saya bilang kepada mereka, 'Kalau ada bocoran soal, saya ditangkap polisi, kamu juga ditangkap polisi'," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tanahbumbu Bakhriansyah

"Tak ada bocoran soal. Kami semua takut. Ada pengawas internal, ada pengawas eksternal, bahkan polisi," kata Bakhriansyah.

Ketakutan itulah yang kini melanda sebagian dari 2,23 juta siswa SMA/SMK ataupun siswa madrasah aliyah (MA) peserta nasional. Hanya saja, ketakutan para siswa itu berbeda. Mereka takut tidak lulus nasional. Ketakutan dan kekhawatiran juga melanda guru ataupun kepala sekolah yang sama-sama menginginkan semua muridnya lulus ujian nasional.

Prestasi dan prestise

Kelulusan ujian nasional, bagi sejumlah guru dan kepala sekolah, dinilai bisa menunjukkan prestasi sekaligus prestasi mereka. Karena itu, beragam cara dilakukan untuk meningkatkan kelulusan murid-muridnya.

Sejak siswa masuk kelas XII, misalnya, dilakukan pelajaran tambahan di sekolah. Mengikuti bimbingan belajar yang dilakukan sejumlah siswa di luar jam sekolah dianggap tidak cukup. Karena itulah sejumlah sekolah menjalin kerja sama dengan penyelenggara bimbingan belajar untuk melakukan bimbingan belajar sekaligus uji coba (try-out) berkali-kali di sekolah.

Itu saja tidak cukup. Menjelang pelaksanaan UN, sejumlah sekolah melakukan doa bersama dengan mengundang pemuka agama. Ujian nasional seolah disakralkan.

Bukannya membuat siswa tenang. "Kami malah menjadi tegang," kata seorang siswa SMA di Yogyakarta. "Meskipun sudah jauh-jauh hari disiapkan, tetap saja menghadapi ujian nasional bikin takut dan tegang," kata Juwita, siswa jurusan IPS SMAN 1 Ciputat, Tangerang, Banten.

Sejumlah sekolah secara tidak sadar juga membuat siswanya tegang. Di SMA Negeri 6 Jakarta, misalnya, untuk memantau para peserta ujian dan mengantisipasi terjadi kecurangan, SMA Negeri 6 Jakarta menggunakan sembilan unit CCTV yang dipasang di dalam lingkungan sekolah, terutama di lokasi-lokasi yang diduga rawan.

Kepala Sekolah SMAN 6 Kadarwati Mardiutama mengaku, hanya dirinya yang tahu lokasi-lokasi CCTV itu. "Siswa dikawal hingga ke toilet. Ada penjaga di sana yang memeriksa siswa apakah ditemukan jawaban soal atau tidak," kata Kadarwati.

Maksud baik ini bagi sejumlah siswa malah membuat suasana tegang. Ketegangan itu bertambah ketika adik-adik kelas mereka juga menilai ujian nasional sesuatu yang istimewa. Di SMA Negeri 1 Ciputat, misalnya, terpasang spanduk, "Selamat berjuang Kak...," menjelang pelaksanaan ujian nasional. Menghadapi ujian nasional seperti menghadapi perang....

Wajar saja

Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal mengatakan, sebenarnya UN tidak perludisakralkan secara berlebihan. Namun, UN sering kali dianggap jadi simbol prestasi sekolah sehingga persiapan sekolah menghadapi UN jadi all out.

S Hamid Hasan, ahli evaluasi pendidikan dari Universitas Pendidikan Bandung, mengatakan, UN menjadi momok buat siswa, guru, dan sekolah karena UN dianggap sakral. Keberhasilan mencapai nilai-nilai UN yang tinggi dianggap keberhasilan yang lebih penting daripada proses menjadikan siswa paham apa yang dipelajari.

"Yang mesti dikejar mestinya bagaimana memastikan semua siswa mendapatkan layanan pendidikan yang sesuai standar nasional dulu. Bukan meminta siswa mencapai standar nasional dengan ketimpangan pendidikan yang masih tinggi.

Akibatnya, siswa disiapkan dengan cara didril. Makna belajar yang menyenangkan dan evaluasi untuk memastikan bahwa pembelajaran sudah dilakukan dengan cara yang tepat jadi tidak berarti," kata Hamid. 

(LUK, ELN, YOP, WER)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/03/23/03011794/menghadapi.un.seperti.akan.perang...

Mar 22, 2010

Khasiat minum air

Minggu, 21/03/2010 14:46 WIB

Cegah Gangguan Kesehatan Dengan Minum Air

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
Ilustrasi (Foto: eHow)
Jakarta, Air memiliki manfaat penting bagi kesehatan seperti meningkatkan kemampuan kognitif, pencegahan batu dan infeksi kandung kemih hingga mencegah obesitas. Cegah gangguan kesehatan dengan minur air yang cukup.

Air adalah komponen terbesar di dalam tubuh manusia. Kandungannya bervariasi sesuai usia, misalnya pada bayi terdapat 80 persen air, pada orang dewasa sebesar 60 persen dan pada usia lanjut atau di atas 65 tahun sebesar 50 persen.

"Air juga merupakan zat gizi penting bagi kesehatan tubuh karena berperan sebagai pelarut, katalisator, pelumas, pengatur suhu tubuh serta penyedia mineral dan elektrolit," ujar Prof Dr Hardiansyah, MS dalam acara KPPIK (Kursus Penyegar dan Penambah Ilmu Kedokteran) FKUI di Hotel Borobudur, Jakarta, Sabtu (20/3/2010).

Prof Hardiansyah menambahkan kekurangan air 1 persen dari berat badan disebut dengan dehidrasi. Kondisi ini menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit tubuh yang ditandai dengan pusing, lelah, penurunan kemampuan fisik dan kognitif serta gangguan kesehatan.

Sedangkan dehidrasi pada tingkat penurunan 2 persen cairan tubuh yang terjadi karena cuaca panas dan olahraga dapat menurunkan konsentrasi, daya ingat sesaat (short-term memory) dan daya tangkap visual bergerak (visual motor tracking).

"Minum air yang cukup dan aman akan mengoptimalkan kesehatan berbagai organ tubuh sehingga dapat menghasilkan urine sebanyak 2 liter sehari yang terbukti mencegah batu ginjal," ungkap ketua umum Pergizi Pangan Indonesia.

Berdasarkan kajian epidemiologi menunjukkan bahwa tubuh membuang air paling tidak 2 liter. Untuk itu setiap orang dewasa harus mengonsumsi air minum 2-3 liter sehari tergantung suhu dan aktivitas fisik.

Minum soft drink, bir dan jus apel meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal, sedangkan minum air putih, air jeruk nipis, teh dan kopi menurunkan risiko batu ginjal.

"Selain itu minum air yang cukup dan aman tanpa disertai dengan menahan kencing juga turut menurunkan risiko infeksi kandung kemih," tambahnya.

Sebuah penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh THRIST (The Indonesian Regional Hydration Study) terhadap status hidrasi pada remaja dan dewasa di dua wilayah ekologis berbeda menunjukkan hasil sebanyak 46,1 persen subyek remaja dan dewasa mengalami dehidrasi.

Didapatkan dehidrasi lebih banyak terjadi pada kelompok usia remaja (15-18 tahun) yaitu sebesar 49,5 persen dibandingkan dengan kelompok usia dewasa (25-55 tahun) yang hanya sekitar 42,5 persen.

"Hasil ini mengungkapkan salah satu penyebab timbulnya masalah dehidrasi adalah rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai air minum termasuk fungsi air, tanda-tanda dehidrasi serta akibat yang ditimbulkan oleh dehidrasi," ujar dokter dari Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB.

Sementara itu Dr dr Parlindungan Siregar, SpPD-KGH mengungkapkan dehidrasi sangat berkaitan dengan infeksi kandung kemih. Karena volume dan aliran air yang rendah akan meningkatkan pertumbuhan bakteri di saluran kemih atas maupun bawah.

"Karena itu jangan menahan dorongan berkemih dan mengonsumsi air yang banyak merupakan kombinasi yang baik untuk mencegah terjadinya infeksi saluran kemih," ujar dokter dari divisi ginjal hipertensi FKUI.

Dr Parlindungan menambahkan untuk kelompok usia lanjut (di atas 65 tahun) sangat rentan terhadap asupan air yang tinggi, hal ini dikarenakan mudah terjadinya hiponatremia (kadar hatrium darah yang rendah). Karena itu masyarakat usia lanjut sebaiknya mengonsumsi air sebanyak 1,5 liter.

"Konsumsi air sebanyak 2-3 liter per hari serta tak lebih dari 1,5 liter untuk usia lanjut ditambah tidak menahan diri untuk berkemih sangat dianjurkan dalam mencegah terjadinya batu dan infeksi saluran kemih serta gangguan kesehatan lainnya," ungkap Dr Parlindungan.

(ver/ir)

Mar 2, 2010

Budaya Cap Go Meh dan Pariwisata

BUDAYA
Cap Go Meh Singkawang Menjadi Daya Tarik Wisata

Senin, 1 Maret 2010 | 04:19 WIB

Singkawang, Kompas - Perayaan Cap Go Meh 2561 tahun 2010 ini di Kota Singkawang, Kalimantan Barat, menjadi daya tarik yang luar biasa bagi wisatawan dari luar daerah. Selama beberapa hari, Kota Singkawang dipenuhi wisatawan.

Perayaan Cap Go Meh di Singkawang, Minggu (28/2), dipusatkan di Jalan Diponegoro, dengan acara arak-arakan tatung dari komunitas-komunitas budaya. Tatung adalah orang yang dirasuki roh halus sehingga memiliki kekebalan tubuh dan tidak merasakan sakit saat duduk atau berdiri di atas pedang atau pipi ditusuk bilah-bilah besi panjang.

Ketua Panitia Cap Go Meh Kota Singkawang Lio Kurniawan mengatakan, arak-arakan tatung tahun ini didaftarkan ke Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) untuk memecahkan rekor jumlah tatung terbanyak. "Jumlah tatung yang mendaftar ke panitia sebanyak 777, tetapi Muri menghitung sendiri saat perarakan dan akan diumumkan pada Minggu malam," ujar Lio.

Arak-arakan tatung yang didampingi oleh belasan atau puluhan pengiring dari tiap komunitas mendapatkan perhatian luar biasa dari wisatawan. Para tatung mempertontonkan atraksi kekebalan tubuh. Selama arak- arakan tatung yang diperkirakan disaksikan 200.000 orang itu, lalu lintas dari dan ke Jalan Diponegoro ditutup.

Sebelum perayaan Cap Go Meh, Singkawang ramai dipadati wisatawan karena panitia juga menggelar berbagai acara.

Sekitar 20.000 warga memadati Stadion Kridasana untuk menyaksikan berbagai atraksi, antara lain peragaan busana batik singkawang, pesta kembang api, dan perlombaan karaoke tingkat ASEAN. Selain itu, penyerahan penghargaan Muri untuk lampion raksasa berukuran tinggi 22 meter dan diameter 32 meter serta kue keranjang raksasa dengan berat 8.735 ton.

Di Yogyakarta, aksi naga lampion berwarna kuning keemasan sepanjang 131,05 meter yang meliuk-liuk di ruas Jalan Malioboro menutup acara Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta, 23-27 Februari. Naga yang dilengkapi sekitar 3.000 lampu ini memecahkan rekor naga lampion terpanjang di Indonesia.

Naga lampion diarak bergantian oleh ratusan orang mulai dari Taman Parkir Abu Bakar Ali melalui Jalan Malioboro hingga ke kawasan Titik Nol Kota Yogyakarta, Sabtu (27/2) malam. Acara itu juga dihadiri Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X serta Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto.

Awalnya, naga lampion itu dibuat sepanjang 126 meter. Namun, setelah diukur oleh tim dari Muri, panjangnya 131,05 meter dan tercatat sebagai naga lampion terpanjang. (aha/ara)

Sumber: Kompas, 1 Maret 2010