3 Kejahatan Utama
Judul Buku : Menembus Koran, Cara Jitu Menulis Artikel Layak Jual
Penulis : Bramma Aji Putra
Penerbit : Leutika, Yogyakarta
Cetakan : II, 2011
Tebal : xiv + 208 halaman
ISBN : 978-602-8597-45-6
HARUS kita akui dengan jujur, bahwa kegiatan menulis masih belum terasa mentradisi (apalagi membumi) di negeri ini, bahkan (ironisnya) di kalangan intelektual itu sendiri, seperti mahasiswa, dosen serta para tenaga didik. Tradisi berbicara, menonton, dan budaya-budaya serba instan masih begitu mendominasi keseharian masyarakat kita.
Padahal, aktivitas menulis itu sangatlah penting untuk dibudayakan secara turun temurun. Coba sekarang kita renungkan, para pelajar yang duduk di bangku sekolah semuanya belajar dengan menggunakan buku-buku materi pelajaran. Adanya buku, berarti menjadi satu indikasi nyata bahwa ada yang menulis buku, yaitu penulis. Pun dengan media cetak dan elektronik yang bisa setiap saat kita baca beragam beritanya, mengindikasikan bahwa semua itu butuh penulis untuk menuliskan terlebih dahulu sebelum informasi atau berita tersebut akhirnya terpublikasi dan dibaca oleh khalayak luas. Bahkan sebuah film, sinetron, lagu, semuanya membutuhkan jasa seorang penulis yang terlebih dulu menuliskan gagasan-gagasan tersebut ke dalam berlembar-lembar kertas atau perangkat komputer dan laptop. Jadi, sudah sangat jelas, bahwa menulis adalah sebuah aktivitas yang penting dan tak boleh dianggap remeh, apalagi dipandang sebelah mata.
Buku berjudul "Menembus Koran, Cara Jitu Menulis Artikel Layak Jual" ini patut Anda baca, khususnya bagi para mahasiswa dan juga mereka yang ingin menekuni dunia kepenulisan. Buku ini terdiri dari delapan bab yang menjadi bahasan pokoknya. Bab pertama menjelaskan tentang alasan; kenapa kita harus menulis? Dalam bab ini dipaparkan, ada "tiga kejahatan utama" yang dilakukan oleh kaum yang mengaku dirinya intelektual, seperti mahasiswa, yaitu; tidak suka membaca, tidak senang berdiskusi dan tidak hobi menulis.
Kenapa "tidak suka membaca" disebut kejahatan intelektual? Ya, karena membaca adalah kunci pembuka tabir rahasia semesta. Lantas, mengapa mahasiswa yang "tak hobi menulis" juga dianggap melakukan kejahatan intelektual? Ada beragam alasan untuk menjawabnya. Di antaranya; karena menulis adalah sarana aktualisasi diri. Sebagai mahasiswa tentu dia memiliki wawasan lebih luas ketimbang mereka yang tak mampu mengenyam pendidikan tinggi. Nah, berbagi wawasan melalui karya tulis adalah salah satu sarana untuk menyebarkan informasi dan kebaikan, atau istilah dalam ajaran agama Islam: Amar ma'ruf nahi munkar.
Bab kedua buku ini menjelaskan tentang manfaat menulis di berbagai media massa, termasuk manfaat yang bersifat pribadi dan umum. Manfaat pribadi di antaranya; seorang penulis akan memperoleh kepuasan batin karena gagasannya bisa dibaca oleh khalayak luas, memperoleh honor yang memadai, menjadi terkenal, pikiran terasa lebih jernih karena kegundahan hati yang dirasakan akhirnya bisa tercurahkan melalui sebuah tulisan dan lain sebagainya.
Bab ketiga mengulik tentang syarat-syarat artikel yang layak jual di media massa. Termasuk mengupas jenis tulisan apa saja yang berpeluang besar dimuat media, cara membuat tulisan, judul dan tema yang memikat hati redaktur serta pembacanya, dan lain-lain. Bab keempat menjelaskan langkah-langkah menulis artikel dan bagaimana cara mengawali sebuah tulisan, seperti membuat pre-writing terlebih dulu, baru kemudian writing, dan yang terakhir pos-writing.
Dan masih ada beberapa bab lain yang akan membantu memudahkan Anda yang ingin menekuni dunia kepenulisan dan kupasan cara-cara mengirim tulisan, jumlah minimal karakter sebuah tulisan, dan rubrik-rubrik apa saja yang bisa Anda tembus di berbagai media massa. Bahkan, nominal honor dari berbagai media pun dibahas tuntas dalam buku ini, dengan tujuan agar melecut semangat Anda dan diharapkan bisa memilih rubrik mana sekiranya yang ingin Anda tembusi terlebih dulu.
Selain itu, Bramma Aji Putra, penulis buku ini juga melampirkan beberapa tulisan yang sudah pernah dimuat di media massa sebagai tamsil dan perbandingan. Juga dilengkapi kutipan kata-kata motivasi dari para penulis senior yang akan membuat buku ini tidak hanya sekadar teori, tapi juga penuh dengan inspirasi. Seperti kutipan kata-kata yang pernah diucapkan oleh almarhum Zainal Arifin Thoha: jika Anda ingin mengerti dan dimengerti, menulislah. Jika Anda bukan anak seorang raja atau pembesar, menulislah. Jika Anda ingin menghormati dan dihormati, menulislah. Jika Anda ingin menghargai dan dihargai, menulislah. Jika Anda ingin dikenang dalam keabadian, menulislah.
***
Diresensi oleh: Sam Edy Yuswanto, penulis lepas dan penikmat buku, tinggal di Kebumen, Jateng.
Sumber: Kompas, 27 Juli 2012
No comments:
Post a Comment